Ga kerasa lamaaaaa bgt kita tidak bejumpoo~
Tau-tau gue udah kelas 8 aja yaa
Gue pun sudah terpisah dengan kelas 7ME yg sangat gue cintai itu.
Lo, lo, dan lo gatau betapa kangennya gue sama suasana belajar di kelas itu, yang sekarang menjadi kelas anak 7D dan yang paling sedih adalah itu kelas jadi jorok. Pokoknya aura kekompakan kita dulu ilang, gue bahkan ngerasa itu bukan kelas gue yang dulu.
Kayaknya, for this time, kita bahas kelas baru gue dulu, okeoke? Next time kita bahas Farewell Party-nya 7hemainE dan Laporan Petualangan Gue Nonton Arsenal (Yep, their Asia Tour).
Kelas 8 gue berlokasi ditengah-tengah lantai 2 SMPN 115 Jakarta, tepatnya kelas 8D, yang diapit kelas 8E dan kelas 8C.
Untuk pertama kali seumur hidup gue, gue nangis karena kelas. Entah kenapa gue sedih masuk kelas baru. Tapi, along the time, gue jadi terbiasa dengan suasana ini.
Kelas 8D dinamakan 'Dextavore'. Entah darimana asalnya ini nama dateng - basically ini guenya sih yang lagi absen waktu bikin nama, soooo maklumin aja - Dextavore pokoknya singkatan dari '8 D Extra Adorable, dorkable, and lovable original people'.
Truth to be told, gue yang orangnya agak loud di kelas 7E, harus mendekam di pojokan, dengan buku dan iPod, selama berminggu-minggu sebelum akhirnya mengejutkan seluruh penghuniDXV dengan suara gue yang emang mirip speaker masjid #ohsalah
Setelah beberapa minggu gak teriak (yang gak lebih kenceng dari waktu teriak nonton Arsenal), gue dibuat kesel oleh anak cowok. Guepun teriak mendiamkan seluruh kelas. Mulai saat itu, gue agak bisa 'memasukkan' diri gue ke atmosfir kelas 8D.
Minggu-minggu pertama, gue berkenalan dengan anak paskib yang keche bernama Muna. Dia menjadi chair-mate gue yang pertama setelah Afie - who was technically supposed to be my chairmate since she came from the same class - memutuskan untuk duduk dengan anak cowok populer lainnya bernama Dandy. Gue akhirnya stuck dengan cowok bernama Ibnu, mantan anak 7I - yes, 7I yang sering tanding bareng 7E tapi kalah terus *nooffense* - yang gilanya lebih dari penghuni RSJ Grogol sana, dan seorang ketua kelas yang superduper autis (tapi pinter ) bernama Abraham, dari kelas 7H. Ini gue gabisa berhenti ketawa dan mereka bertigalah yang menyaksikan gue untuk pertama kalinya ketawa kelepasan, ampe diliatin satu kelas. HAHAHA OYEAH.
Kalo ngomongin suatu kelas tanpa ngomongin Sang Wali Kelas itu belom lengkap. Let me present, Pak Nur Alam. Ini guru olahraga kelas 8 yang juga wali kelas gue. Karena guru olahraga, gue kira Beliau ga terlalu care sama kita-kita (secara, masa adaptasi melepas diri dari caranya Mr. Hafis itu agak susah) tapi ternyata hampir sama kok sama wali kelas gue dulu, even ga sepersis itu juga. Ga susah kok adaptasi di kelas Pak Nur Alam. Cuma........ Ada seorang guru sebuah mata pelajaran vital yang emang agak ngehe'. Tapi sabar aja deh, dulu juga gue ngadepin Pak Hartoyo. Untung aja gue udah dapet
Sekitar jam kosong, ada seorang cowok yang duduk dipojokan bernama Bestra. Dia ini seriiiiing bgt nyetel lagu galau yang sering diputer anak cewek. Ntah setan apa yang merasuki dirinya, begitu juga dengan cowok sportif yang juga keamanan, bernama Ikhwan. Muka sih kaya satpam, tapi selera musiknya........ Jazz dan lagu galau -_-" Well, it's everybody's right to choose what they'd like. It doesn't matter but it just seemed weird. But, nah, never mind.
Speking about class, without students it would not be called a class, would it? So, tadinya kelas gue dihuni sekita 27 anak. Tapi ada 2 anak mutasi dari daerah - please bedain antara mutasi dengan mutilasi. Ga jelas darimana karena gue duduk dibelakang dan itu ga kedengeran. Hwhwhw~ Di kelas 8 ini kayanya indra-indra vital gue agak-agak gimanaaaa gitu. Ya dari mulai pendengaran gue lah yang agak tablo, trus mata gue sekarang udah dipakein kaca (kacamata, indeed), dan lain-lain #diarymahalmenjelanglebaran #nungguindiskontapitetepmahal
Ya pokoknya gitulah kesan pertama gue di kelas baru. Just wishing I could survive in there till the end.
Cheers, guys! Besok ane sahur. Ttyl!